Wednesday, 10 December 2014

Makna Tarjamah al-Quran



Terjemah dalam bahasa Arab adalah al-tarjamah berasal dari kata akar rajjama dalam Maqayis al-lughah membawa erti membela, menahan serbuan dan perkataan. Dari kata akar ini, terbentuklah pula kata al-tarjamah yang merupakan masdar fiil rubai yang memiliki makna penjelasan atau menafsirkan makna dengan bahasa lain. Dengan demikian. Terjemah secara bahasa boleh diertikan dengan tafsir atau penjelasan.

Menurut Manna’ al-Qaththan dalam menjelaskan bahwa terjemah tersebut secara harfiah adalah mengalihkan lafaz-lafaz dari satu bahasa ke dalam lafaz-lafaz yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga susunan, dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama.
Kemudian secara bahasa dalam bahasa Melayu, terjemah adalah memindahkan daripada suatu bahasa kepada bahasa yang lain. Pengertian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Manna’ al-Qaththan sebelumnya yang mengandung makna “mengalih bahasakan suatu bahasa ke bahasa lain yang hasilnya disebut terjemahan atau salinan ke bahasa lain.”
Sedangkan terjemah secara istilah menurut Manna’ al-Qaththan adalah terjemah tafsiriyah atau terjemah dalam segi makna istilah adalah menjelaskaan makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunan  kalimatnya.
Dalam Mu’jam al-Washith disebutkan bahawa terjemah adalah pengalihbahasaan perkataan dari satu bahasa ke bahasa lain atau menjelaskan apa yang diinginkan oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan secara terperinci dengan teks aslinya, untuk dialihbahasakan ke dalam penterjemahan.
Dari definisi tersebut dapat difahami bahwa karakteristik setiap bahasa memiliki perbezaan, baik dari segi tertib dan susunannya dan oleh sebab itu, dalam upaya penterjemahan boleh untuk tidak terikat dengan bahasa asal. Dengan demikian, dalam menterjemahkan al-Quran ke dalam bahasa Melayu diperlukan penguasaan tata bahasa, baik tata bahasa Arab mahupun tata bahasa Melayu itu sendiri. Penguasaan tata bahasa Arab misalnya jumlah fi’liyah (kalimat verbal) yang  dimulai dengan fi’il kata kerja yang berfungsi sebagai predikat kemudian fa’il (subjek), baik dalam kalimat tanya (istifham) maupun lainnya; mudhaf didahulukan atas mudhaf ilaih; dan mausuf atas sifatnya.


No comments:

Post a Comment